Nama : Mia Julia Putri
NPM : 22209168
Kelas : 4eb13
TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL
ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI
POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT SIANTAR TOP, TBK.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui potensi kebangkrutan dari suatu perusahaan, yang bertujuan agar jika
suatu perusahaan berpotensi bangkrut maka manajemen perusahaan tersebut harus bisa
meningkatkan kinerjanya sehingga tidak terjadi kebangkrutan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini
dengan melakukan studi pustaka ,
dan metode studi lapangan,
peneliti menggunakan analisis deskriptif dan
kuantitatif. Analisis deskriptif berupa tabel dan grafik, sedangkan analisis
kuantitatif yaitu analisis Altman Z-Score untuk
perusahaan manufaktur yang telah go publik dengan rasio lima variable. Lima rasio tersebut adalah Working Capital to Total Assets, Retained Earning to
Total Assets, Earning
Before Interest and Taxes to Total Assets, Market
Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, dan Sales
to Total Assets.
Kata
Kunci : Metode Altman Z-Score, Prediksi Potensi
Kebangkrutan
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang didirikan mempunyai
tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan. Selain tujuan tersebut perusahaan
juga memiliki tujuan untuk tetap bisa bertahan dalam persaingan dengan
perusahaan lainnya sehingga dapat terus berkembang menjadi perusahaan yang
lebih besar lagi. Banyaknya persaingan membuat manajemen perusahaan harus dapat
mempertahankan dan lebih meningkatkan kinerja perusahaannya agar tidak tergeser
oleh perusahaan baru. Ketidakmampuan perusahaan dalam mempertahankan
perusahaannya dari persaingan di dunia bisnis akan mengakibatkan kebangkrutan
atau kepailitan.
Kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana
suatu perusahaan tidak berhasil menjalankan operasi perusahaannya dalam
memperoleh laba. Secara garis besar penyebab kebangkrutan dibagi menjadi 2
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian
internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari
luar perusahaan yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor
perekonomian secara makro (Darsono dan Ashari, 2005 : 101).
Analisis
Kebangkrutan Z-Score, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat
kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai beberapa rasio lalu
kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan.
Z-Score pertama kali diperkenalkan oleh Edward I. Altman pada pertengahan tahun
1968 di New York City, yang dikembangkan untuk menentukan kecenderungan
kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari
keseluruhan kinerja keuangan. Edward I. Altman melakukan penelitian terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan
yang sehat. Dalam penelitiannya, ia menemukan lima rasio yang dapat dipadukan
dalam suatu rumusan matematis yang dapat meramalkan potensi kebangkrutan suatu
perusahaan.
Prediksi adanya kebangkrutan berguna
untuk memberikan panduan bagi pihak yang berkepentingan dari suatu perusahaan
baik bagi pemilik perusahaan ataupun pihak diluar perusahaan seperti investor
tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan atau tidak
dimasa yang akan datang. Potensi kebangkrutan
diprediksi dengan melakukan perhitungan Z-Score yaitu skor yang menunjukkan
tingkat kemungkinan kebangkrutan
perusahaan, tetapi kebangkrutan tersebut belum pasti terjadi, karena perusahaan
masih berdiri dan beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan
kebijakan untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Toto Prihadi
(2009:77), kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi
untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di
perusahaan. Ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat
dikenali lebih dini kalau laporan keuangan dianalisis secara cermat dengan
suatu cara tertentu.
Semakin ketatnya
persaingan didunia bisnis dapat mengakibatkan perusahaan yang kalah bersaing
akan mengalami kebangkrutan. Sebagai pihak yang berada diluar perusahaan,
investor dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga
dapat mempertimbangkan apakah jadi menanamkan modalnya atau tidak.
Analisis Kebangkrutan Z-score adalah suatu alat yang digunakan untuk
meremalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari
beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan.
Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward I. Altman pada pertengahan tahun
1968 di New York City, yang dikembangkan untuk menentukan kecendrungan
kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari
keseluruhan kinerja keuangan. Edward I. Altman melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan yang
sehat. Dalam penelitian tersebut, ia menemukan lima rasio yang dapat dipadukan
dalam suatu rumusan matematis yang akurat dalam meramalkan potensi kebangkrutan
suatu perusahaan.
Versi Z-Score
untuk perusahaan manufaktur yang telah go publik (Public Manufacturing)
Metode Altman Z-Score
merupakan metode yang dikembangkan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika
Serikat bernama Edward I. Altman pada pertengahan
tahun 1960. Dalam studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, Altman
menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara
perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
Fungsi Di skriminan Z (Zeta) yang diturunkan Altman
adalah :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3
+ 0,6X4 + 1,0 X5
Keterangan :
Z : Overall Indeks
(indeks keseluruhan)
X1 : Working Capital to Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)
X2 : Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan / Total Aktiva)
X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba Sebelum
Bunga dan Pajak
/ Total Aktiva)
X4 : Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Nilai Pasar Modal
Sendiri / Nilai Buku Hutang)
X5 : Sales
to Total Assets (Penjualan / Total Aktiva)
Prediksi yang
dihasilkan atas nilai Z-Score (Overall Indeks) adalah :
Titik Cut-Off yang dilaporkan Altman
Untuk perusahaan
Manufaktur yang telah go publik
Nilai cut-of
|
K Keterangan
|
Z < 1,81
1,81 <Z< 2,99
Z > 2,99
|
Menunjukkan
indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini
perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
Menunjukkan
bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisi ini manajemen
harus hati-hati dalam mengelola asset-aset perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan (Grey Area).
Menunjukkan
perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan
dengan keuangan (non-bankrupt company).
|
Sumber
: Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent
Economic and Basel II environtment : 2002
Economic and Basel II environtment : 2002
Selain itu, terdapat Rating
Ekuivalen Perusahaan untuk menciptakan model emerging market scoring (EMS), suatu
penilaian pasar dengan menggunakan rating untuk menentukan perusahaan yang
berada dalam kondisi sehat atau memiliki masalah keuangan.
Rating
Ekuivalen Perusahaan terhadap Nilai Rata-Rata EMS
US Equivalent
Rating
|
Average Em score
|
AAA
|
8,15
|
AA+
|
7,60
|
AA
|
7,30
|
AA-
|
7,00
|
A+
|
6,85
|
A
|
6,65
|
A-
|
6,40
|
BBB+
|
6,25
|
BBB
|
5,85
|
BBB-
|
5,65
|
BB+
|
5,25
|
BB
|
4,95
|
BB-
|
4,75
|
B+
|
4,50
|
B
|
4,15
|
B-
|
3,75
|
CCC+
|
3,20
|
CCC
|
2,50
|
CCC-
|
1,75
|
D
|
0
|
Sumber : Corporate
Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II Environtment :
2002
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data
dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode
Studi Pustaka
Berupa teori tentang analisis
kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-score.
2.
Metode Studi Lapangan
Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan
www.finance.yahoo.com
www.finance.yahoo.com
ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan analisis deskriptif yang
berupa tabel dan grafik. Juga menggunakan analisis kuantitatif analisis
Altman Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah go publik dengan rasio
lima variabel. Rasio lima variabel terdiri dari :
1.
Working Capital to
Total Assets (X1)
Rasio ini didapat dari modal kerja
dibagi dengan total aktiva, dimana modal kerja didapat dari jumlah aktiva
lancar dikurangi dengan jumlah utang lancar.
2.
Retained Earning to
Total Assets (X2)
Rasio ini
didapat dari laba ditahan dibagi dengan total aktiva.
3.
Earning Before Interest
and Taxes to Total Assets (X3)
Rasio ini
didapat dari laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva.
4.
Market Value of Equity
to Book Value of Total Liabilities (X4)
Rasio ini didapat dari nilai pasar
modal sendiri dibagi dengan total utang, dimana nilai pasar modal sendiri
merupakan perkalian antara modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh
dengan harga pasar saham per lembar yang terjadi.
5.
Sales to Total Assets
(X5)
Rasio ini
didapat dari penjualan dibagi dengan total aktiva.
Fungsi Diskriminan Z (Zeta) yang diturunkan Altman
adalah :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3
+ 0,6X4 + 1,0 X5
Keterangan :
Z : Overall Indeks
(indeks keseluruhan)
X1 : Working Capital to Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)
X2 : Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan / Total Aktiva)
X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba Sebelum
Bunga dan Pajak
/ Total Aktiva)
X4 : Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Nilai Pasar Modal
Sendiri / Nilai Buku Hutang)
X5 : Sales
to Total Assets (Penjualan / Total Aktiva)
Prediksi yang
dihasilkan atas nilai Z-Score (Overall Indeks) adalah :
Titik Cut-Off yang dilaporkan Altman
Untuk perusahaan
Manufaktur yang telah go publik
Nilai cut-of
|
K Keterangan
|
Z < 1,81
1,81 <Z< 2,99
Z > 2,99
|
Menunjukkan
indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini
perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
Menunjukkan
bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisi ini manajemen
harus hati-hati dalam mengelola asset-aset perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan (Grey Area).
Menunjukkan
perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan
dengan keuangan (non-bankrupt company).
|
Sumber
: Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent
Economic and Basel II
environtment : 2002
environtment : 2002
Selain itu, terdapat Rating
Ekuivalen Perusahaan untuk menciptakan model emerging market scoring (EMS), suatu
penilaian pasar dengan menggunakan rating untuk menentukan perusahaan yang
berada dalam kondisi sehat atau memiliki masalah keuangan.
Rating Ekuivalen Perusahaan terhadap Nilai Rata-Rata EMS
US Equivalent
Rating
|
Average Em score
|
AAA
|
8,15
|
AA+
|
7,60
|
AA
|
7,30
|
AA-
|
7,00
|
A+
|
6,85
|
A
|
6,65
|
A-
|
6,40
|
BBB+
|
6,25
|
BBB
|
5,85
|
BBB-
|
5,65
|
BB+
|
5,25
|
BB
|
4,95
|
BB-
|
4,75
|
B+
|
4,50
|
B
|
4,15
|
B-
|
3,75
|
CCC+
|
3,20
|
CCC
|
2,50
|
CCC-
|
1,75
|
D
|
0
|
Sumber : Corporate
Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II Environtment :
2002
PEMBAHASAN
indeks Z-Score dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 pada PT Siantar Top,
Tbk :
Overall
Indeks Z-Score Tahun 2006
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
|
Nilai
Rasio
|
Koefisien
Z-Score
|
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
|
X1
|
0,298
|
1,20
|
0,358
|
X2
|
0,449
|
1,40
|
0,629
|
X3
|
0,046
|
3,30
|
0,152
|
X4
|
2,210
|
0,60
|
1,326
|
X5
|
1,188
|
1,00
|
1,187
|
Indeks Z-Score
|
3,652
|
Overall
Indeks Z-Score Tahun 2007
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
|
Nilai
Rasio
|
Koefisien
Z-Score
|
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
|
X1
|
0,172
|
1,20
|
0,206
|
X2
|
0,436
|
1,40
|
0,611
|
X3
|
0,048
|
3,30
|
0,157
|
X4
|
3,010
|
0,60
|
1,806
|
X5
|
1,160
|
1,00
|
1,160
|
Indeks Z-Score
|
3,94
|
Overall
Indeks Z-Score Tahun 2008
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
|
Nilai
Rasio
|
Koefisien
Z-Score
|
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
|
X1
|
0,080
|
1,20
|
0,096
|
X2
|
0,370
|
1,40
|
0,518
|
X3
|
0,023
|
3,30
|
0,076
|
X4
|
0,721
|
0,60
|
0,433
|
X5
|
0,996
|
1,00
|
0,996
|
Indeks Z-Score
|
2,119
|
Overall
Indeks Z-Score Tahun 2009
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
|
Nilai
Rasio
|
Koefisien
Z-Score
|
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
|
X1
|
0,138
|
1,20
|
0,166
|
X2
|
0,498
|
1,40
|
0,697
|
X3
|
0,088
|
3,30
|
0,289
|
X4
|
1,998
|
0,60
|
1,199
|
X5
|
1,143
|
1,00
|
1,143
|
Indeks Z-Score
|
3,494
|
Overall
Indeks Z-Score Tahun 2010
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
|
Nilai
Rasio
|
Koefisien
Z-Score
|
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
|
X1
|
0,186
|
1,20
|
0,223
|
X2
|
0,486
|
1,40
|
0,681
|
X3
|
0,079
|
3,30
|
0,261
|
X4
|
2,465
|
0,60
|
1,479
|
X5
|
1,174
|
1,00
|
1,174
|
Indeks Z-Score
|
3,818
|
Analisis
1.
Pada tahun 2006 indeks Z-Score pada PT Siantar Top,
Tbk sebesar 3,652 dengan rating CCC+. Nilai Z-score sebesar 3,652 berada di
atas titik Cut-off yang dilaporkan
Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi
keuangan yang sehat.
2.
Pada tahun 2007 indeks Z-Score pada PT Siantar Top,
Tbk sebesar 3,94 dengan rating B-, rating nya mengalami peningkatan sebanyak 1 rating dari CCC+ pada tahun 2006 menjadi B-. Nilai Z-Score
sebesar 3,94 berada di atas titik Cut-off
yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu
2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan
yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar modal sendiri terhadap total
utang memberikan kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio –
rasio lain.
3.
Pada tahun 2008 indeks Z-Score pada PT Siantar Top,
Tbk sebesar 2,119 dengan rating CCC-, ratingnya mengalami penurunan sebanyak 3 rating dari B- pada tahun 2007
menjadi CCC-. Nilai Z-Score sebesar 2,119 berada di bawah titik Cut-off yang dilaporkan Altman Z-Score
yaitu 2,99 namun masih berada di atas 1,81. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi rawan dan patut diwaspadai, dalam kondisi ini manajemen
harus hati-hati dalam mengelola asset perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan (Grey area). Penyebabnya penurunan rating pada tahun ini adalah
dikarenakan penurunan semua rasio, yaitu rasio modal kerja terhadap total aktiva,
rasio laba ditahan terhadap total aktiva, rasio laba sebelum bunga dan pajak
terhadap total aktiva, rasio modal sendiri terhadap nilai buku hutang dan rasio
penjualan terhadap total aktiva dibandingkan dengan tahun 2007.
4.
Pada tahun 2009 indeks Z-Score pada PT Siantar Top,
Tbk sebesar 3,494 dengan rating CCC+, ratingnya mengalami peningkatan sebanyak
2 rating dari CCC- pada tahun 2008 menjadi CCC+. Nilai Z-Score sebesar 3,494
berada di atas titik Cut-off yang
dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar
modal sendiri terhadap total utang atau total kewajiban tetap memberikan
kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio – rasio lain untuk
bisa berada pada nilai overall indeks Z-Score diatas 2,99 atau dengan kata lain
rawan dari kebangkrutan. Disini berarti manajemen berhasil menyelamatkan
perusahaan sehingga terbebas dari kondisi rawan kebangkrutan yang terjadi pada
tahun 2008.
5.
Pada tahun 2010 indeks Z-Score pada PT Siantar Top,
Tbk mengalami kenaikan hingga 3,818 dengan rating B-, ratingnya mengalami
peningkatan sebanak 1 rating dari CCC+ pada tahun 2009 menjadi B-. Nilai
Z-Score sebesar 3,818 sehingga perusahaan berada di atas titik Cut - off yang
dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar
modal sendiri terhadap total utang atau total kewajiban tetap memberikan
kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio – rasio lain.
Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut ini akan disajikan rangkuman
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Siantar Top,
Tbk periode 2006-2010. Tabel 4.21 menunjukkan rasio lima variabel yang
diperoleh perusahaan, tabel 4.22 menunjukkan potensi kebangkrutan perusahaan,
sedangkan tabel 4.23 menunjukkan rating yang diperoleh perusahaan berdasarkan model emerging market scoring (EMS) yang
telah dimodifikasi oleh Altman Z-Score.
PT
Siantar
Top,
Tbk
Rasio
Lima Variabel
Periode
2006-2010
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Rasio X1
|
0,298
|
0,172
|
0,080
|
0,138
|
0,186
|
Rasio X2
|
0,449
|
0,436
|
0,370
|
0,498
|
0,486
|
Rasio X3
|
0,046
|
0,048
|
0,023
|
0,088
|
0,079
|
Rasio X4
|
2,210
|
3,010
|
0,721
|
1,998
|
2,465
|
Rasio X5
|
1,188
|
1,160
|
0,096
|
1,143
|
1,174
|
PT
Siantar
Top,
Tbk
Potensi
Kebangkrutan
Periode
2006-2010
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Z-Score
|
3,652
|
3,94
|
2,119
|
3,494
|
3,818
|
Rating
PT Siantar Top,
Tbk
Periode
2006-2010
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Rating
|
CCC+
|
B-
|
CCC-
|
CCC+
|
B-
|
Secara keseluruhan
nilai indeks Z-Score mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 pada PT Siantar Top, Tbk mengalami
kenaikan dan penurunan. Rating perusahaan tertinggi berada pada tahun 2007 dan 2010 yaitu B- ,
dan rating terendah berada pada tahun
2008 yaitu CCC- . Rating
perusahaan yang rendah dikarenakan nilai Z-Score yang diperoleh perusahaan
rendah.
Indeks Z-Score yang nilainya rendah
dikarenakan beberapa rasio perusahaan
tidak dapat memberikan kontribusi yang berarti. Penurunan rating pada tahun 2008 terjadi karena semua rasio hanya memberikan kontribusi yang kecil untuk dapat
meningkatkan nilai Z-Score. Pada tahun 2008 nilai rasio X1 sebesar 0,080
merupakan nilai rasio terkecil dari tahun yang lainnya, rasio X2 sebesar 0,370
merupakan nilai rasio terkecil dari tahun yang lainnya, begitu juga dengan
rasio X3, X4 dan X5. Setelah dikalikan dengan koefisien Z-Score dan dijumlahkan
pada tahun ini score Z-Score nya adalah sebesar 2,119, karena kontribusi yang
kecil dari masing – masing rasio membuat nilai Z-Score nya juga kecil. Disini
jika dilihat dari laporan keuangan keadaan perusahaan pada tahun 2008 tidak
baik, bisa dilihat di laporan laba ruginya. Pada tahun 2008 jumlah beban nya
sangat tinggi dari tahun – tahun yang sebelumnya mengakibatkan jumlah laba
bersih nya menjadi kecil diantara tahun – tahun yang lain. Selain itu pada
tahun 2008 terjadi krisis keuangan yang mengakibatkan nilai saham perusahaan
makanan turun.
Walaupun pada tahun 2008 mengalami
penurunan rating, tetapi pada tahun berikutnya rating perusahaan mengalami
peningkatan, yaitu dari CCC- menjadi CCC+ pada tahun 2009 dan meningkat lagi
menjadi B- pada tahun 2010.
Jika dilihat dari potensi kebangkrutannya
dari tahun 2006 sampai 2010, potensi kebangkrutan terbesar terjadi pada tahun
2008 yaitu nilai Z-Score nya sebesar 2,119 dimana perusahaan dalam keadaan
rawan dan patut untuk diwaspadai agar tidak terjadi kebangkrutan. Sedangkan
pada tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 potensi kebangkrutannya kecil tetapi
potensi yang terkecil terjadi pada tahun 2007 dengan nilai Z-Score sebesar 3,94
yang merupakan nilai Z-Score terbesar dari tahun yang lainnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
pada tahun 2006 indeks Z-Score sebesar 3,652 , tahun 2007 mengalami peningkatan
menjadi 3,94 , tahun 2008 nilai indeks Z-Score mengalami penurunan hingga 2,119, penurunan ini mengakibatkan
perusahaan berada pada kondisi rawan kebangkrutan. Pada tahun 2009 kembali
mengalami peningkatan menjadi 3,494 sedangkan pada tahun 2010 juga mengalami
peningkatan menjadi 3,818.
Pada tahun 2006 dan 2007
perusahaan berada dalam keadaan sehat dimana nilai cut off nya berada diatas
2,99 sehingga manajemen perusahaan tidak perlu khawatir akan keadaan
perusahaan. Tahun 2008 tiba – tiba rating perusahaan mengalami penurunan hingga
tiga tingkat, yaitu dari B- menjadi CCC-. Dalam hal ini perusahaan dalam
kondisi rawan dimana manajemen harus berhati – hati dalam mengelola aset – aset
perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (Grey
Area).
Pada tahun 2009 rating
perusahaan mengalami peningkatan yaitu dari nilai cut off 2,119 menjadi 3,494,
hal ini membuat perusahaan dapat keluar dari kondisi rawan kebangkrutan. Disini
berarti manajemen perusahaan melakukan pekerjaan nya dengan baik sehingga
kemungkinan terjadinya kebangkrutan dapat diatasi. Kemudian pada tahun 2010
perusahaan dalam kondisi sehat dimana mengalami peningkatan rating dari CCC+
menjadi B-.
Berdasarkan nilai overall
indeks yang dihasilkan selama periode 2006-2010 pada PT Siantar Top Tbk
menunjukkan hasil yang cukup baik dimana terjadi kenaikan nilai overall indeks
Z-Score, walaupun terjadi penurunan pada tahun 2008. Tetapi dilihat dari
potensi kebangkrutan secara keseluruhan potensi kebangkrutan yang paling besar
terjadi pada tahun 2008 , disini perusahaan berada pada kondisi rawan dan patut
diwaspadai terjadinya kebangkrutan sehingga menajemen harus hati – hati dalam
mengelola aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan. Sedangkan untuk
potensi kebangkrutan paling kecil terjadi pada tahun 2007 dimana perusahaan
berada pada titik aman yaitu dalam kondisi sehat dan tidak perlu
mengkhawatirkan terjadinya kebangkrutan. Untuk tahun 2006, 2007 dan 2009
potensi kebangkrutan perusahaan juga kecil sehingga pada tahun tersebut
perusahaan dalam kondisi sehat.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yang dapat
dimanfaatkan oleh PT Siantar Top, Tbk yaitu dengan meningkatkan nilai overall
indeks Z-Score, untuk meningkatkan nilai overall indeks Z-Score dapat dilakukan
dengan cara :
1.
Meningkatkan modal kerja dengan cara
meningkatkan aktiva lancar dan mengurangi hutang lancar
2.
Meningkatkan EBIT perusahaan dengan cara
meningkatkan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Edward I. 2002. Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent
Economic and Basel II Environment. New York University: Stern School of
Business.
Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE.
Darsono dan Anshari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Yogyakarta : ANDI
Yogyakarta.
Munawir, 2004, Analisa
Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty.
Prihadi, Toto, 2009, Investigasi
Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan, Jakarta : PPM.
Prof. Drs. H. Lili M.Sadeli, M.Pd, 2009, Dasar – Dasar Akuntansi, Jakarta : Bumi
Aksara.
Sarjono, Haryadi, 2006, Analisis
Laporan Keuangan Sebagai Alat Prrediksi Kemungkinan Kebangkrutan Dengan Model
Diskriminan Altman Pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta, Karya Akhir, Universitas Bunda Mulia,
Jakarta.
Syakur, Ahmad Syafi’i, 2009, Intermediate
Accounting dalam Perspektif Lebih Luas,
Jakarta : AV PUBLISHER.
Http://
www.finance.yahoo.com
Http://www.idx.co.id
Http://www.siantartop.co.id
0 komentar:
Posting Komentar