NAMA : MIA JULIA PUTRI
NPM : 22209168
KELAS: 4EB13
TUGAS WAJIB ( MINGGU 1 )
BAB I “ETIKA SEBAGAI TUJUAN”
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.
Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta
etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Etika dapat menunjukkan bagaimana sebenarnya
sikap orang tersebut, dapat dilihat dari hal – hal kecil yang sering orang
lakukan, misalnya saja mengucapkan terima kasih saat kita diberi sesuatu oleh
orang lain. Sebenarnya itu adalah hal sepele, tetapi jika kita abaikan juga
akan berdampak tidak baik diri kita yaitu orang akan merasa tidak dihargai oleh
kita sehingga dia juga tidak akan menghargai kita. Jika hal tersebut terjadi
pada lingkungan baru, maka akan membuat kita tidak merasa nyaman karena kita
tidak akan dihargai oleh orang lain. Jadi jika kita ingin dihargai oleh orang
lain, maka kita harus bisa menghargai orang lain terlebih dahulu.
Etika memiliki 4 prinsip :
1. Prinsip tanggung jawab : misalnya kita
bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil dari suatu pekerjaan yang kita
lakukan bagi diri kita maupun bagi orang lain.
2. Prinsip keadilan : misalnya dengan tidak
membeda – bedakan orang lan.
3. Prinsip otonomi : misalnya bebas menjalankan
profesinya tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum.
4. Prinsip integritas moral yang tinggi :
mempunyai komitmen yang tinggi dalam menjalankan apapun profesinya.
Basis Teori Etika
a. Etika Teleologi
Berasal
dari kata Yunani, telos =
tujuan, yaitu Mengukur baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
·
Egoisme Etis
·
Utilitarianisme
·
Egoisme
Etis
Inti pandangan
egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Egoisme ini
baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai
kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
·
Utilitarianisme
berasal dari
bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat” Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Dalam rangka
pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan
adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan
terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani
‘deon’
yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
c. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak
ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang
sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan
(Virtue)
Ialah memandang sikap atau akhlak
seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur,
atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi
watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
·
Kebijaksanaan
·
Keadilan
·
Suka bekerja keras
·
Hidup yang baik
Egiosme
Egoisme berasal dari
bahasa latin yaitu ego” yang berarti aku. Merupakan suatu perbuatan dimana kita
seseorang yang memiliki sikap hanya mementingkan diri sendiri dan tidak perduli
terhadap orang lain. Untuk egiosme itu sendiri terdiri dari 2 :
·
Psikologis : lebih mementingkan diri sendiri dan tidak
memikirkan orang lain.
·
Etis : ingin menguntungkan diri sendiri tetapi tidak
mengganggu orang lain.
Biasanya para penganut egoistis tidak mengenal
hidup bersama atau kebersamaan, walaupun mereka hidup bersama dengan orang lain
tetapi tidak akan bisa berbaur. Jika kita memiliki sikap egois maka tidak akan
ada yang mau hidup bersama disuatu lingkungan dengan kita. Kita harus ingat
bahwa kita adalah makhluk sosial, kita butuh orang lain dalam kehidupan ini
untuk saling membantu, saling menghargai dan saling melengkapi dan kita tidak
akan bisa hidup tanpa orang lain.
Referensi :
http://arif2511.blogspot.com/2011/10/etika-sebagai-tujuan.html
0 komentar:
Posting Komentar