TUGAS TAMBAHAN MINGGU 3


TUGAS TAMBAHAN 3
CONTOH ETIKA DALAM BISNIS DAN TANGGAPAN
FORMALIN PADA BAHAN MAKANAN
            Saat ini sangat sering mendengar tentang penggunaan formalin pada bahan makanan, seperti : tahu, mie, ikan segar, ikan asin, dll. Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan formalin sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu makanan yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan. Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli makanan yang harganya murah, tanpa mengindahkan kualitas.
               Dengan demikian, penggunaan formalin pada makanan dianggap hal biasa. Sulitnya membedakan mi biasa dan mi yang dibuat dengan penambahan formalin dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku konsumen tersebut. Pemakaian formalin dalam pengolahan ikan asin dan ikan segar juga patut diwaspadai. Kasus peredaran ikan asin berformalin tidak hanya ditemukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga merambah ke sejumlah sentra pengolahan ikan asin di daerah lain, di antaranya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Penggunaan formalin pada bahan makanan dapat memberikan dampak yang buruk pada para konsumen yang mengkonsumsinya. Formalin dapat menyebabkan keracunan pada manusia, selain itu dapat menyebabkan iritasi, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
            Dilihat pada kasus diatas, menurut saya saat ini etika dalam bisnis sudah dilupakan oleh para produsen makanan, seperti yang terjadi pada penggunaan formalin pada bahan makanan. Produsen hanya ingin mendapatkan keuntungan yang besar dan tidak memperdulikan akibat yang akan terjadi pada konsumen. Seharusnya mereka sadar bahwa hal tersebut tidak baik, bagaimana jika keluarga mereka sendiri yang mengkonsumsinya ?
Jadi jadilah produsen yang jujur dan tidak merugikan orang lain...

Referensi : http://www.ot.co.id/Research_life.aspx?Research_id=13

0 komentar:



Posting Komentar