JURNAL 1 (AKUNTANSI INTERNASIONAL)

Nama : Mia Julia Putri
NPM : 22209168
Kelas : 4eb13
TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL


ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT SIANTAR TOP, TBK.


ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi kebangkrutan dari suatu perusahaan, yang bertujuan agar jika suatu perusahaan berpotensi bangkrut maka manajemen perusahaan tersebut harus bisa meningkatkan kinerjanya sehingga tidak terjadi kebangkrutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini  dengan melakukan studi pustaka , dan metode studi lapangan, peneliti menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif berupa tabel dan grafik, sedangkan analisis kuantitatif yaitu analisis Altman Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah go publik dengan rasio lima variable. Lima rasio tersebut adalah Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, dan Sales to Total Assets.

Kata Kunci : Metode Altman Z-Score, Prediksi Potensi Kebangkrutan

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan. Selain tujuan tersebut perusahaan juga memiliki tujuan untuk tetap bisa bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya sehingga dapat terus berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Banyaknya persaingan membuat manajemen perusahaan harus dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kinerja perusahaannya agar tidak tergeser oleh perusahaan baru. Ketidakmampuan perusahaan dalam mempertahankan perusahaannya dari persaingan di dunia bisnis akan mengakibatkan kebangkrutan atau kepailitan.
Kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak berhasil menjalankan operasi perusahaannya dalam memperoleh laba. Secara garis besar penyebab kebangkrutan dibagi menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari luar perusahaan yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara makro (Darsono dan Ashari, 2005 : 101).
Analisis Kebangkrutan Z-Score, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan. Z-Score pertama kali diperkenalkan oleh Edward I. Altman pada pertengahan tahun 1968 di New York City, yang dikembangkan untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Edward I. Altman melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan yang sehat. Dalam penelitiannya, ia menemukan lima rasio yang dapat dipadukan dalam suatu rumusan matematis yang dapat meramalkan potensi kebangkrutan suatu perusahaan.
Prediksi adanya kebangkrutan berguna untuk memberikan panduan bagi pihak yang berkepentingan dari suatu perusahaan baik bagi pemilik perusahaan ataupun pihak diluar perusahaan seperti investor tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan atau tidak dimasa yang akan datang.  Potensi kebangkrutan diprediksi dengan melakukan perhitungan Z-Score yaitu skor yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan, tetapi kebangkrutan tersebut belum pasti terjadi, karena perusahaan masih berdiri dan beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan kebijakan untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Toto Prihadi (2009:77), kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan. Ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan dianalisis secara cermat dengan suatu cara tertentu.
Semakin ketatnya persaingan didunia bisnis dapat mengakibatkan perusahaan yang kalah bersaing akan mengalami kebangkrutan. Sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga dapat mempertimbangkan apakah jadi menanamkan modalnya atau tidak.
Analisis Kebangkrutan Z-score adalah suatu alat yang digunakan untuk meremalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan. Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward I. Altman pada pertengahan tahun 1968 di New York City, yang dikembangkan untuk menentukan kecendrungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Edward I. Altman melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan yang sehat. Dalam penelitian tersebut, ia menemukan lima rasio yang dapat dipadukan dalam suatu rumusan matematis yang akurat dalam meramalkan potensi kebangkrutan suatu perusahaan.

Versi Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah go publik (Public Manufacturing)
Metode Altman Z-Score merupakan metode yang dikembangkan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika Serikat bernama Edward I. Altman pada pertengahan tahun 1960. Dalam studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, Altman menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
         
                            Fungsi Di skriminan Z (Zeta) yang diturunkan Altman adalah :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5
                                          
Keterangan :
Z            : Overall Indeks (indeks keseluruhan)
X1         : Working Capital to Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)
X2         : Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan         / Total Aktiva)
X3         : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba Sebelum Bunga dan Pajak   
             / Total Aktiva)
X4         : Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Nilai Pasar Modal
             Sendiri / Nilai Buku Hutang)
X5         : Sales to Total Assets (Penjualan / Total Aktiva)

Prediksi yang dihasilkan atas nilai Z-Score (Overall Indeks) adalah  : 
Titik Cut-Off yang dilaporkan Altman
Untuk perusahaan Manufaktur yang telah go publik
Nilai cut-of
K                 Keterangan
Z < 1,81





1,81 <Z< 2,99





Z > 2,99
Menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan.
Menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisi ini manajemen harus hati-hati dalam mengelola asset-aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (Grey Area).
Menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company).
                                                        Sumber : Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent 
                                                        Economic and Basel II environtment : 2002

          Selain itu, terdapat Rating Ekuivalen Perusahaan untuk menciptakan model emerging market scoring (EMS), suatu penilaian pasar dengan menggunakan rating untuk menentukan perusahaan yang berada dalam kondisi sehat atau memiliki masalah keuangan.

Rating Ekuivalen Perusahaan terhadap Nilai Rata-Rata EMS

US Equivalent Rating
Average Em score
AAA
8,15
AA+
7,60
AA
7,30
AA-
7,00
A+
6,85
A
6,65
A-
6,40
BBB+
6,25
BBB
5,85
BBB-
5,65
BB+
5,25
BB
4,95
BB-
4,75
B+
4,50
B
4,15
B-
3,75
CCC+
3,20
CCC
2,50
CCC-
1,75
D
0
Sumber : Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II Environtment : 2002

METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1.      Metode Studi Pustaka
      Berupa teori tentang analisis kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-score.
2.      Metode Studi Lapangan
      Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id  dan    
      www.finance.yahoo.com  


                
                                                    ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif yang berupa tabel dan grafik. Juga menggunakan analisis kuantitatif analisis Altman Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah go publik dengan rasio lima variabel. Rasio lima variabel terdiri dari :
1.        Working Capital to Total Assets (X1)
Rasio ini didapat dari modal kerja dibagi dengan total aktiva, dimana modal kerja didapat dari jumlah aktiva lancar dikurangi dengan jumlah utang lancar.
2.        Retained Earning to Total Assets (X2)
       Rasio ini didapat dari laba ditahan dibagi dengan total aktiva.
3.        Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (X3)
       Rasio ini didapat dari laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva.
4.        Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (X4)
Rasio ini didapat dari nilai pasar modal sendiri dibagi dengan total utang, dimana nilai pasar modal sendiri merupakan perkalian antara modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pasar saham per lembar yang terjadi.
5.        Sales to Total Assets (X5)
       Rasio ini didapat dari penjualan dibagi dengan total aktiva.

  Fungsi Diskriminan Z (Zeta) yang diturunkan Altman adalah :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5
                           Keterangan :                                              
Z            : Overall Indeks (indeks keseluruhan)
X1         : Working Capital to Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)
X2         : Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan / Total Aktiva)
X3         : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba Sebelum Bunga dan Pajak   
             / Total Aktiva)
X4         : Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Nilai Pasar Modal
             Sendiri / Nilai Buku Hutang)
X5         : Sales to Total Assets (Penjualan / Total Aktiva)
 
Prediksi yang dihasilkan atas nilai Z-Score (Overall Indeks) adalah  :
Titik Cut-Off yang dilaporkan Altman
Untuk perusahaan Manufaktur yang telah go publik
Nilai cut-of
K                 Keterangan
Z < 1,81





1,81 <Z< 2,99





Z > 2,99
Menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan.
Menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisi ini manajemen harus hati-hati dalam mengelola asset-aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (Grey Area).
Menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company).
                   Sumber : Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II  
                   environtment : 2002

            Selain itu, terdapat Rating Ekuivalen Perusahaan untuk menciptakan model emerging market scoring (EMS), suatu penilaian pasar dengan menggunakan rating untuk menentukan perusahaan yang berada dalam kondisi sehat atau memiliki masalah keuangan.

Rating Ekuivalen Perusahaan terhadap Nilai Rata-Rata EMS

US Equivalent Rating
Average Em score
AAA
8,15
AA+
7,60
AA
7,30
AA-
7,00
A+
6,85
A
6,65
A-
6,40
BBB+
6,25
BBB
5,85
BBB-
5,65
BB+
5,25
BB
4,95
BB-
4,75
B+
4,50
B
4,15
B-
3,75
CCC+
3,20
CCC
2,50
CCC-
1,75
D
0
Sumber : Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II Environtment : 2002

PEMBAHASAN
indeks Z-Score dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 pada PT Siantar Top, Tbk :
Overall Indeks Z-Score Tahun 2006
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
Nilai Rasio
Koefisien
Z-Score
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
X1
0,298
1,20
0,358
X2
0,449
1,40
0,629
X3
0,046
3,30
0,152
X4
2,210
0,60
1,326
X5
1,188
1,00
1,187
Indeks Z-Score
3,652
                               
                        Overall Indeks Z-Score Tahun 2007
                                   PT Siantar Top, Tbk
Variabel
Nilai Rasio
Koefisien
Z-Score
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
X1
0,172
1,20
0,206
X2
0,436
1,40
0,611
X3
0,048
3,30
0,157
X4
3,010
0,60
1,806
X5
1,160
1,00
1,160
Indeks Z-Score
3,94

Overall Indeks Z-Score Tahun 2008
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
Nilai Rasio
Koefisien
Z-Score
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
X1
0,080
1,20
0,096
X2
0,370
1,40
0,518
X3
0,023
3,30
0,076
X4
0,721
0,60
0,433
X5
0,996
1,00
0,996
Indeks Z-Score
2,119

Overall Indeks Z-Score Tahun 2009
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
Nilai Rasio
Koefisien
Z-Score
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
X1
0,138
1,20
0,166
X2
0,498
1,40
0,697
X3
0,088
3,30
0,289
X4
1,998
0,60
1,199
X5
1,143
1,00
1,143
Indeks Z-Score
3,494

Overall Indeks Z-Score Tahun 2010
PT Siantar Top, Tbk
Variabel
Nilai Rasio
Koefisien
Z-Score
(Nilai Rasio) * (Koefisien)
X1
0,186
1,20
0,223
X2
0,486
1,40
0,681
X3
0,079
3,30
0,261
X4
2,465
0,60
1,479
X5
1,174
1,00
1,174
Indeks Z-Score
3,818

Analisis
1.        Pada tahun 2006 indeks Z-Score pada PT Siantar Top, Tbk sebesar 3,652 dengan rating CCC+. Nilai Z-score sebesar 3,652 berada di atas titik Cut-off yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
2.        Pada tahun 2007 indeks Z-Score pada PT Siantar Top, Tbk sebesar 3,94 dengan rating B-, rating nya mengalami peningkatan sebanyak  1 rating  dari CCC+ pada tahun 2006 menjadi B-. Nilai Z-Score sebesar 3,94 berada di atas titik Cut-off yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu  2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar modal sendiri terhadap total utang memberikan kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio – rasio lain.
3.        Pada tahun 2008 indeks Z-Score pada PT Siantar Top, Tbk sebesar 2,119 dengan rating CCC-, ratingnya mengalami penurunan  sebanyak 3 rating dari B- pada tahun 2007 menjadi CCC-. Nilai Z-Score sebesar 2,119 berada di bawah titik Cut-off yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99 namun masih berada di atas 1,81. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan dan patut diwaspadai, dalam kondisi ini manajemen harus hati-hati dalam mengelola asset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (Grey area). Penyebabnya penurunan rating pada tahun ini adalah dikarenakan penurunan semua rasio, yaitu rasio modal kerja terhadap total aktiva, rasio laba ditahan terhadap total aktiva, rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, rasio modal sendiri terhadap nilai buku hutang dan rasio penjualan terhadap total aktiva dibandingkan dengan tahun 2007.
4.        Pada tahun 2009 indeks Z-Score pada PT Siantar Top, Tbk sebesar 3,494 dengan rating CCC+, ratingnya mengalami peningkatan sebanyak 2 rating dari CCC- pada tahun 2008 menjadi CCC+. Nilai Z-Score sebesar 3,494 berada di atas titik Cut-off yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar modal sendiri terhadap total utang atau total kewajiban tetap memberikan kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio – rasio lain untuk bisa berada pada nilai overall indeks Z-Score diatas 2,99 atau dengan kata lain rawan dari kebangkrutan. Disini berarti manajemen berhasil menyelamatkan perusahaan sehingga terbebas dari kondisi rawan kebangkrutan yang terjadi pada tahun 2008.
5.        Pada tahun 2010 indeks Z-Score pada PT Siantar Top, Tbk mengalami kenaikan hingga 3,818 dengan rating B-, ratingnya mengalami peningkatan sebanak 1 rating dari CCC+ pada tahun 2009 menjadi B-. Nilai Z-Score sebesar 3,818 sehingga perusahaan berada di atas titik Cut - off yang dilaporkan Altman Z-Score yaitu 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada periode ini rasio nilai pasar modal sendiri terhadap total utang atau total kewajiban tetap memberikan kontribusi nilai yang terbesar dibandingkan dengan rasio –  rasio lain.

                                                         Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut ini akan disajikan rangkuman hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Siantar Top, Tbk periode 2006-2010. Tabel 4.21 menunjukkan rasio lima variabel yang diperoleh perusahaan, tabel 4.22 menunjukkan potensi kebangkrutan perusahaan, sedangkan tabel 4.23 menunjukkan rating yang diperoleh perusahaan berdasarkan model emerging market scoring (EMS) yang telah dimodifikasi oleh Altman Z-Score.


PT Siantar Top, Tbk
Rasio Lima Variabel
Periode 2006-2010

2006
2007
2008
2009
2010
    Rasio X1
0,298
0,172
0,080
0,138
0,186
    Rasio X2
0,449
0,436
0,370
0,498
0,486
    Rasio X3
0,046
0,048
0,023
0,088
0,079
    Rasio X4
2,210
3,010
0,721
1,998
2,465
    Rasio X5
1,188
1,160
0,096
1,143
1,174

PT Siantar Top, Tbk
Potensi Kebangkrutan
Periode 2006-2010

2006
2007
2008
2009
2010
     Z-Score
3,652
3,94
2,119
3,494
3,818

Rating PT Siantar Top, Tbk
Periode 2006-2010

2006
2007
2008
2009
2010
  Rating
CCC+
B-
CCC-
CCC+
B-

Secara keseluruhan nilai indeks Z-Score mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 pada PT Siantar Top, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan. Rating perusahaan tertinggi berada pada tahun 2007 dan 2010 yaitu B- , dan rating terendah berada  pada tahun 2008 yaitu CCC- . Rating perusahaan yang rendah dikarenakan nilai Z-Score yang diperoleh perusahaan rendah.
        Indeks Z-Score yang nilainya rendah dikarenakan beberapa  rasio perusahaan tidak dapat memberikan kontribusi yang berarti. Penurunan rating pada tahun 2008 terjadi karena semua rasio hanya  memberikan kontribusi yang kecil untuk dapat meningkatkan nilai Z-Score. Pada tahun 2008 nilai rasio X1 sebesar 0,080 merupakan nilai rasio terkecil dari tahun yang lainnya, rasio X2 sebesar 0,370 merupakan nilai rasio terkecil dari tahun yang lainnya, begitu juga dengan rasio X3, X4 dan X5. Setelah dikalikan dengan koefisien Z-Score dan dijumlahkan pada tahun ini score Z-Score nya adalah sebesar 2,119, karena kontribusi yang kecil dari masing – masing rasio membuat nilai Z-Score nya juga kecil. Disini jika dilihat dari laporan keuangan keadaan perusahaan pada tahun 2008 tidak baik, bisa dilihat di laporan laba ruginya. Pada tahun 2008 jumlah beban nya sangat tinggi dari tahun – tahun yang sebelumnya mengakibatkan jumlah laba bersih nya menjadi kecil diantara tahun – tahun yang lain. Selain itu pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan yang mengakibatkan nilai saham perusahaan makanan turun.
          Walaupun pada tahun 2008 mengalami penurunan rating, tetapi pada tahun berikutnya rating perusahaan mengalami peningkatan, yaitu dari CCC- menjadi CCC+ pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi B- pada tahun 2010.
          Jika dilihat dari potensi kebangkrutannya dari tahun 2006 sampai 2010, potensi kebangkrutan terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu nilai Z-Score nya sebesar 2,119 dimana perusahaan dalam keadaan rawan dan patut untuk diwaspadai agar tidak terjadi kebangkrutan. Sedangkan pada tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 potensi kebangkrutannya kecil tetapi potensi yang terkecil terjadi pada tahun 2007 dengan nilai Z-Score sebesar 3,94 yang merupakan nilai Z-Score terbesar dari tahun yang lainnya.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pada tahun 2006 indeks Z-Score sebesar 3,652 , tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 3,94 , tahun 2008 nilai indeks Z-Score mengalami penurunan  hingga 2,119, penurunan ini mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi rawan kebangkrutan. Pada tahun 2009 kembali mengalami peningkatan menjadi 3,494 sedangkan pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan menjadi 3,818.
Pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan berada dalam keadaan sehat dimana nilai cut off nya berada diatas 2,99 sehingga manajemen perusahaan tidak perlu khawatir akan keadaan perusahaan. Tahun 2008 tiba – tiba rating perusahaan mengalami penurunan hingga tiga tingkat, yaitu dari B- menjadi CCC-. Dalam hal ini perusahaan dalam kondisi rawan dimana manajemen harus berhati – hati dalam mengelola aset – aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan (Grey Area).
Pada tahun 2009 rating perusahaan mengalami peningkatan yaitu dari nilai cut off 2,119 menjadi 3,494, hal ini membuat perusahaan dapat keluar dari kondisi rawan kebangkrutan. Disini berarti manajemen perusahaan melakukan pekerjaan nya dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya kebangkrutan dapat diatasi. Kemudian pada tahun 2010 perusahaan dalam kondisi sehat dimana mengalami peningkatan rating dari CCC+ menjadi B-.
Berdasarkan nilai overall indeks yang dihasilkan selama periode 2006-2010 pada PT Siantar Top Tbk menunjukkan hasil yang cukup baik dimana terjadi kenaikan nilai overall indeks Z-Score, walaupun terjadi penurunan pada tahun 2008. Tetapi dilihat dari potensi kebangkrutan secara keseluruhan potensi kebangkrutan yang paling besar terjadi pada tahun 2008 , disini perusahaan berada pada kondisi rawan dan patut diwaspadai terjadinya kebangkrutan sehingga menajemen harus hati – hati dalam mengelola aset perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan. Sedangkan untuk potensi kebangkrutan paling kecil terjadi pada tahun 2007 dimana perusahaan berada pada titik aman yaitu dalam kondisi sehat dan tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya kebangkrutan. Untuk tahun 2006, 2007 dan 2009 potensi kebangkrutan perusahaan juga kecil sehingga pada tahun tersebut perusahaan dalam kondisi sehat.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yang dapat dimanfaatkan oleh PT Siantar Top, Tbk yaitu dengan meningkatkan nilai overall indeks Z-Score, untuk meningkatkan nilai overall indeks Z-Score dapat dilakukan dengan cara :
1.        Meningkatkan modal kerja dengan cara meningkatkan aktiva lancar dan mengurangi hutang lancar
2.        Meningkatkan EBIT perusahaan dengan cara meningkatkan penjualan. 


                                                DAFTAR PUSTAKA
                                         Altman, Edward I. 2002. Corporate Distress Prediction Models in a Turbulent Economic and Basel II Environment. New York University: Stern School of Business.


Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE.

Darsono dan Anshari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty.

Prihadi, Toto,  2009, Investigasi Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan, Jakarta : PPM.

Prof. Drs. H. Lili M.Sadeli, M.Pd, 2009, Dasar – Dasar Akuntansi, Jakarta : Bumi Aksara. 

Sarjono, Haryadi,  2006, Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Prrediksi Kemungkinan Kebangkrutan Dengan Model Diskriminan Altman Pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta, Karya Akhir, Universitas Bunda Mulia, Jakarta.

Syakur, Ahmad Syafi’i, 2009,  Intermediate Accounting dalam Perspektif Lebih Luas,  Jakarta : AV PUBLISHER.

Http:// www.finance.yahoo.com
 
Http://www.idx.co.id