TUGAS BAHASA INDONESIA "PENALARAN DEDUKTIF"

TUGAS BAHASA INDONESIA

NAMA : MIA JULIA PUTRI

NPM : 22209168

KELAS : 3EB13

UNIVERSITAS GUNADARMA

PENALARAN DEDUKTIF

PENGERTIAN PENALARAN DEDUKTIF

v Suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.

v Proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.

MACAM – MACAM PENALARAN DEDUKTIF

1. SILOGISME

Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Dengan kata lain silogisme dapat di bentuk dengan dengan rangkaiian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat (premis) dan 1 kesimpulan (konklusi).

Kriteria silogisme sebagai berikut :

v Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)

v Permis Khusu (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)

v Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)

Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :

v PU : A = B

v PK : C = A

v K : C = B

Jenis dan contoh Silogisme

1. Silogisme Penggolongan
PU : AB
PK : CA
K : CB
Entimen: K karena PK


Contoh :
PU : Setiap murid yang masuk kelas unggulan pintar.
PK : Rani murid kelas unggulan.
K : Rani murid yang pintar.
Entimen: Rani pintar karena rani masuk kelas unggulan.

2. Silogisme pemilihan
PU : ABC
PK : A tidak ingin B
K : A ingin C
Entimen : K karena PK

Contoh:
PU : Deni ingin pergi ke bandung atau ke bali.
PK : Deni tidak ingin ke bandung.
K : Deni ingin ke bali.
Entimen : Deni ingin pergi ke bali karena tidak ingin ke bandung.

3. Silogisme pengandaian
PU : Jika A tidak B, A C
PK : A B
K : A tidak C
Entimen : K karena PK

Contoh:

PU : Jika Lukman tidak pergi ke sekolah, Lukman akan dimarahi ayah.
PK : Lukman pergi ke sekolah.
K : Lukman tidak dimarahi ayah.
Entimen : Lukman tidak dimarahi ayah karena Lukman pergi ke sekolah.

BENTUK SILOGISME

  • Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
  • Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.

Misalnya:

Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah

Premis 2 : Sekarang hujan

Konklusi : Maka jalanan basah.

Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:

Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah

Premis 2 : Sekarang jalanan basah

Konklusi : Maka hujan.

SILOGISME STANDAR

Adalah proses logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.

Proposisi 1 dan 2 adalah premis

Proposisi 3 adalah konklusi

Contoh:

“Semua pahlawan adalah orang berjasa

Kartini adalah pahlawan

Jadi: Kartini adalah orang berjasa”.

Kesimpulan hanya dicapai dengan bantuan proposisi dua

Jumlah term-nya ada tiga, yakni: pahlawan, orang berjasa dan Kartini.

HUKUM – HUKUM SILOGISME

a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:

  1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
  2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
  3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
  4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.

  1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
  2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
  3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
  4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

BENTUK SILOGISME MENYIMPANG

Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Contoh:

“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.

Bentuk standar:

“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.

Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.

Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

2. ENTIMEN
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’
Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.

SUMBER

http://ami26chan.wordpress.com/2011/02/19/penalaran-deduktif/

http://nopi-dayat.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif.html